ABOUT WIJATNIKA IKA AND THE BLOG

 Neng Ika memanjat pohon dulu ya. Photo oleh: Linda Nursanti
Hi, aku biasa disapa Ika atau Nika. Bisa dengan tambahan Neng, Kakak atau Mbak. Aku lahir dan besar di Lampung Barat, dan mulai merantau sejak tahun 2003 untuk kuliah di kota Bandar Lampung. Tahun 2010 aku menyeberang ke Jakarta dan hingga kini tinggal di Depok, Jawa Barat, tidak jauh dari kampus Universitas Indonesia.  Sejak kecil aku suka membaca, menonton televisi dan mengamati orang-orang. Aku juga seorang pencerita alias story teller. Biasanya, saat menginap di rumah sepupuku, mereka akan memintaku bercerita setiap kali menjelang tidur. Aku juga menulis jurnal harian, menggambar, bermain rumah-rumahan hingga berkeliling kampung untuk melakukan petualangan ala anak kecil. Aku seorang nocturnal dan sangat menyukai langit malam. 

Suatu ketika, tak lama setelah salah seorang bibiku meninggal dunia, ayahku membakar satu karung buku miliknya. Aku berhasil menyelamatkan sejumlah buku sebelum dibakar ayahku. Aku lupa judul buku tersebut dan memang telah lama raib karena kupinjamkan. Namun, seingatku buku tersebut tentang sejarah Islam. Buku yang lumayan berat untuk anak SD, bukan? Ya, buku tersebut adalah santapan almarhum bibiku yang ketika itu masih mengenyam pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Saat itu, aku belum mengerti bahwa membakar buku adalah satu jenis kejahatan pada ilmu pengetahuan. Kini, aku menjadi satu diantara jutaan orang di dunia yang melawan pembakaran buku dan sedang berproses menjadi penulis yang mampu memberi sumbangsih bagi dunia dan ilmu pengetahuan. 

Sejak saat itu hingga kini, buku dan dunia tulis menulis tidak pernah terpisahkan dariku. Membaca buku membuatku tenang dan bahagia. Menulis membuatku merasa berguna bagi masyarakat dunia dan sejumlah orang yang kehilangan arah dalam dunia digital. Menulis dan membaca buku merupakan dua kegiatan paling konsisten kulakukan, dan akan selalu demikian hingga akhir hayatku. Membaca buku adalah sebuah keharusan bagi seorang penulis, dan sebuah jalan melintasi dunia sebagai cara lain bertualang. Sedangkan menulis adalah teknik meditasi untuk menenangkan diri di zaman serba cepat ini. 

Tulisan-tulisanku yang menjadi konsumsi publik dimulai melalui Majalah Dinding (Mading) sekolah pada tahun 2001, dilanjutkan dengan menulis di sejumlah koran lokal di Lampung sejak 2009-2011. Namun, ada rasa tidak puas mengingat jangkauan pembaca yang rendah.Tahun 2007 aku mulai menulis di blog dan mempelajari segala sesuatunya secara mandiri di warung internet. Sepanjang 2007-2015 adalah perjalanan dan perjuangan panjang dalam memahami diriku sendiri terkait dunia tulis menulis. Seingatku, aku masih asal menulis dan belum menentukan fokus tema yang menjadi ciri khas tulisan-tulisanku. Secara konsisten aku juga merombak template blog agar nyaman bagi pembaca, karena dalam dunia blogging pembaca adalah raja dan ratu. Mereka pasar tulisan-tulisanku. Reformasi besar-besaran atas blog ini kulakukan sepanjang tahun 2016-2018 setelah mendapat 'hinaan' dari seseorang yang mengatakan bahwa blog ini jelek dan tidak inspiratif. Duh! Aku tidak terima! Karenanya, aku terus menerus belajar hingga aku mulai menemukan titik terang mengenai siapa aku, blog ini dan tulisan-tulisanku. Bahkan, dalam dunia digital blog ini menjadi portofolio yang kujual kepada para pemberi kerja. 

Jadi, bagaimana sebaiknya publik mengenal kekhususan tulisan-tulisanku? Kupikir pembaca bisa menggunakan sejumlah kata kunci ini untuk mengingat namaku dan blog ini:

Women Issue | Kekerasan Seksual | Hukum | Human Interest | Buku dan Film unik | 
Pangan | Empowerment | Artwork & Meditation | Love | Lingkungan | Inovasi

Proses panjang menulis telah membuatku menerbitkan 5 buku, baik solo maupun monografi. Buku-buku tersebut menjadi pelecut agar aku terus berkarya dan menjadi bagian dari semakin berkembangnya dunia literasi di tanah air. 

Selain menulis, aku juga mengembangkan keterampilan lain yaitu melukis, membuat ilustrasi, public speaking dan penelitian. Seluruh keterampilan ini memberi gambaran mengenai apa yang ingin kuraih di masa depan, yang bermanfaat bagi diriku dan dunia. Karena aku percaya bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian, maka aku ingin namaku abadi karena karya-karya yang bermanfaat bagi dunia. Plus, semakin sering aku menulis, berarti aku harus banyak membaca. 

Pramoedya Ananta Toer mengatakan bahwa 'Menulis adalah bekerja dalam keabadian' dan karena tulisan-tulisanku adalah saksi bagi keabadian pikiran-pikiranku, maka aku berjanji akan selalu memproduksi tulisan berkualitas untuk pembaca. Kepada pembaca, kuucapkan terima kasih telah bersedia berkunjung, membaca tulisan-tulisan dalam blog ini dan meninggalkan jejak sebagai jalan diskusi. Sebagai apresiasi kepada pembaca blog ini, aku akan terus memperbaiki kualitas tulisanku dan menulis tema-tema yang seru. Semoga pembaca betah berkunjung dan belajar ke blog ini. 

Salam hangat, 





4 comments:

  1. Great untuk wanita keras yang hebat. Berbahagialah mereka yang memiliki kesadaran sejati akan dirinya. Esensi ketinggian manusia ada pada kesadarannya. Dengan kesadaran itulah ia bisa berpikir, merenung, menangkap informasi sekeliling, berimajinasi, berkreasi, berinovasi, lalu memiliki dan melahirkan ilmu. Dan itu bukan semata soal akal atau hati. Kongrat!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, terima kasih sudah mampir dan memberi apresiasi atas blog ini. Semoga bermanfaat.

      Delete
  2. Keren mba. Saya juga suka membaca. Hampir ada 600 judul buku sdah koleksi. Mnulis blum slesai selesai..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Zaen, membaca dan menulis adalah sepasang pekerjaan yang tidak akan pernah selesai.

      Delete